Isu Penting dalam Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan MPR RI
19 November 2021
Setiap warga negara Indonesia sebaiknya dapat menguasai dan memahami 4 pilar kebangsaan sebagai nilai-nilai luhur yang harus dijadikan panduan dalam kehidupan ketatanegaraan untuk mewujudkan bangsa dan negara yang adil, makmur, sejahtera dan bermartabat tak terkecuali untuk warga Indonesia yang berada di luar negeri.
Pada tanggal 19 November 2021, PPI UK menghadiri undangan Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan yang diselenggarakan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR RI) yang diwakili oleh Wakil Ketua MPR RI, Syariefuddin Hasan, yang berlokasi di Wisma Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) London. Selain PPI UK, acara sosialisasi yang dibuka oleh Duta Besar Republik Indonesia untuk Inggris, Desra Percaya, tersebut juga dihadiri oleh Dr. Bagus Muljadi selaku koordinator dari UK – Indonesia Consortium for Interdisciplinary Sciences (UKICIS) dan juga Ilmuwan Indonesia salah satu pemilik paten vaksin AstraZeneca, Dr. Carina Joe.
Wakil Ketua MPR RI menekankan pentingnya Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan ini secara mendalam agar rakyat mengetahui seberapa penting untuk melakukan Amandemen Undang-Undang Dasar 1945. Sebagai koordinator Badan Pengkajian MPR RI, beliau melakukan sosialisasi dengan pihak akademisi seperti mahasiswa, asosiasi professor, dan senat universitas untuk dapat saling bertukar pendapat, salah satunya mengenai wacana Amandemen Undang-Undang Dasar 1945. Lebih lanjut Syarifuddin Hasan menjelaskan, 4 Pilar Kebangsaan adalah Pancasila sebagai Dasar dan Ideologi Negara, Undang–undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai Konstitusi Negara serta ketetapan MPR, Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai Bentuk Negara dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai Semboyan Negara Kesatuan Republik
PPI UK melalui paparan mengenai PPI UK dan 4 Pilar Kebangsaan yang diwakili oleh Amirah Kaca selaku Wakil Ketua Bidang Politik dan Sosial juga menjelaskan peran PPI UK kedepannya, dimana PPI UK akan menjadi wadah riset kebijakan dan pendidikan politik, menyuarakan aspirasi pelajar Indonesia di UK, dan menjadi mitra pemerintah dan parlemen dalam menyelesaikan isu-isu publik.
“Kami ingin mengumpulkan seluruh expert Indonesia yang ada di UK untuk bisa duduk bersama menganalisa dan memberikan rekomendasi terkait isu publik di Indonesia, kemudian membangun jembatan dengan tokoh-tokoh politik dan pemerintahan di Indonesia agar dapat memberikan gagasan dan rekomendasi yang kami miliki secara konstruktif, serta melakukan sekolah politik dimana kita memberikan ilmu-ilmu dasar mengenai sistem politik, pemerintahan, dan tata kelola pemerintahan di Indonesia kepada pelajar Indonesia yang kami harap kedepannya ada kerjasama berupa pelatihan dengan senior-senior di MPR agar pelajar Indonesia di UK dapat memiliki ilmu tersebut.”
Pada kesempatan ini, Dr. Carina Joe juga menyampaikan 4 proposal mengenai kolaborasi antara Indonesia dan Jenner Institute – University of Oxford dengan harapan mengurangi gap kapasitas manufaktur Indonesia untuk bagian akademia dan uji klinis, serta gap dimana fasilitas manufaktur skala besar hanya untuk inactivated virus yang dimiliki oleh Biofarma. Isi dari proposal diantaranya adalah mendanai lebih banyak orang Indonesia untuk meraih gelar PhD di Oxford, Post-doctoral Fellowship Jenner-Biofarma, dukungan strategis bagi Oxford – Eijkman Institute, dan pendanaan oleh Indonesia untuk uji klinis vaksin Jenner yang akan dilakukan di Indonesia.
“Saya harap Indonesia dapat berkolaborasi dengan Jenner Institute untuk melakukan penelitian khususnya untuk studi klinis di studi lapangan. Para peneliti Oxford bersedia melatih ilmuwan Indonesia untuk melakukan uji klinis sesuai dengan standar yang Jenner Institute miliki dan ilmu ini akan menjadi salah satu kontribusi terpenting bagi pengembangan kapasitas ilmiah seperti di pusat-pusat penelitian Oxford sebelumnya di Kenya dan Thailand.”
Dr. Bagus Muljadi sebagai wakil dari UKICIS juga memberikan science diplomacy agar pemerintah dapat memberikan dukungan kepada para ilmuwan untuk dapat berkolaborasi untuk mengubah potensi-potensi yang ada di Indonesia dapat dieksekusi lebih lanjut.
“UKICIS hadir untuk menjembatani riset-riset yang sifatnya relevan dengan Indonesia, juga bahu-membahu dengan KBRI untuk meningkatkan soft-power Indonesia di science dan teknologi, dan dari hal-hal ini kami harap dapat mendapatkan tanggapan dan atensi dari pihak-pihak yang menurut MPR RI layak untuk mendengarkan.”
Paparan dan proposal yang diberikan PPI UK, Dr. Carina Joe, dan UKICIS tersebut direspon positif oleh Syariefuddin Hasan dimana beliau mengatakan bersedia menjadi jembatan politik untuk memeberikan pelajar Indonesia di UK untuk sekolah politik (magang) di MPR RI, mempertimbangkan untuk menindaklanjuti pembuatan manufaktur skala kecil mengingat akan adanya demand besar di Indonesia mengingat banyaknya jumlah penduduk Indonesia, dan kerjasama antara UKICIS dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) agar hasil riset dapat tersalurkan ke masyarakat dengan baik.
Acara sosialisasi ini ditutup dengan pemberian penghargaan dari MPR RI kepada Dr. Carina Joe atas kontribusinya sebagai diaspora Indonesia untuk dunia menjadi peneliti bioteknologi dan salah satu pemilik hak paten vaksin Covid-19 AstraZeneca.