Pemateri: Taufik Yuwono (University of Nottingham)

..sambungan dari Bagian 3

Ada beberapa teknologi yang digunakan untuk menurunkan emisi polutan dari kendaraan bermotor. Yang pertama adalah Direct Injection Technology, di mana bahan bakar dapat diinjeksikan sesuai kebutuhan dan diatur oleh program komputer. Berikutnya adalah Exhaust Gas Recirculation yang dapat menurunkan suhu ruang bakar dan menekan emisi NOx. Catalytic conventer digunakan untuk mengkonversikan gas CO menjadi CO2, hidrokarbon tak terbakar menjadi CO2 dan uap air, serta gas NO menjadi gas NO2 yang lebih aman. Teknologi katalis selektif digunakan khusus untuk mengubah NOx menjadi gas nitrogen dan uap air dengan mereaksikannya dengan urea. Urea dapat digunakan secara aman dan perlu diisi ulang secara berkala. Yang terakhir adalah penggunaan filter untuk menyaring partikulat.

Selain dari penerapan teknologi reduksi emisi polutan, terdapat pula dua bahan bakar alternatif yang dapat digunakan dalam kendaraan bermotor, yaitu bioethanol dan biodiesel. Bioethanol dapat digunakan dalam mesin bensin dengan kadar 10% (disebut E10) tanpa memerlukan modifikasi mesin. Bahan bakar E15 digunakan untuk mesin bensin produksi di atas 2001, sedangkan E85 untuk mesin bensin yang fleksibel terhadap bahan bakar. Bioethanol memiliki lower heating value yang lebih rendah dibanding bensin, namun nilai oktan lebih tinggi. Latent heat bioethanol lebih tinggi dibanding bensin, sehingga dapat mendinginkan mesin dan mengurangi knocking dan emisi NOx. Titik didih bioethanol tinggi menyebabkan masalah pada penggunaan suhu rendah.

Biodiesel dapat digunakan sampai 20% tanpa harus modifikasi mesin. Heating value biodiesel lebih rendah dibanding diesel. Nilai cetane biodiesel lebih tinggi sehingga mudah terbukar. Flash point-nya pun lebih tinggi sehingga lebih aman. Kandungan oksigen biodiesel yang tinggi dapat meningkatkan pembakaran dan mengurangi soot. Namun biodiesel ini memiliki cloud point dan pour point yang tinggi sehingga lebih cepat mengental pada suhu rendah, sehingga bermasalah pada penggunaan di suhu rendah. Selain itu, sehingga dalam kondisi tertentu, campuran udara dengan bahan bakar yang tidak bagus dapat menghasilkan emisi yang buruk. Masalah utama biodiesel adalah penyumbatan pada filter bahan bakar dan deposit pada injektor, sehingga komposisi campurannya masih dibatasi pada kadar yang rendah.

Saat ini di Indonesia biosolar sudah wajib dicampur pada solar sebanyak 20%. BPPT sudah melakukan pengujian sampai 80.000 km dan tidak diketemukan masalah. Saat ini pemerintah sedang mengkaji kebijakan untuk menaikkan campuran biosolar hingga 30%.

Pengembangan teknologi mesin alternatif saat ini adalah extreme downsizing, di mana ukuran mesin diturunkan dengan daya tetap. Sebagai contoh, mesin 2000 cc sebanding dengan daya 4000 cc. Hal itu dilakukan dengan suplai udara yang mutakhir dengan perbaikan turbocharger dan perangkat lainnya. Teknologi mesin hybrid sudah umum digunakan. Ada dua tipe mesin hybrid, yaitu conventional hybrid yang tidak bisa di-charge seperti Toyota Prius; dan plug-in hybrid yang bisa di-charge, tapi jika baterei habis bisa di-charge oleh bensin. Berikutnya adalah mobil listrik seperti Tesla. Selain itu, ada teknologi fuel cell yang berbeda dengan mobil listrik karena menggunakan hidrogen sebagai sumber energi. Saat ini juga ada pengembangan transmision engineering untuk mengurangi friction loss di as mobil, pengembangan teknologi katup untuk mengurangi pumping loss, serta pemafaatan panas yang terbuang melalui knalpot. Selain itu, manajemen thermal terus diperbaiki.

Terkait permasalah mobil listrik, sebenarnya dari sisi teknologi sebenarnya tidak masalah. Mobil listrik belum tentu ramah lingkungan karena bisa saja listrik dibangkitkan dari pembakaran batu bara. Jadi mobil listrik itu prinsipnya memindahkan sumber polusi dari kendaraan ke pembangkit listrik. Walau disadari bahwa ke depan bahan bakar fosil seperti bensin dan diesel tidak dapat digunakan terus menerus karena jumlahnya terbatas, sehingga perlu diganti dengan mobil listrik. Dan yang terpenting adalah peningkatan teknologi pengurangan emisi kendaraan bermotor harus diiringi dengan perbaikan pola perilaku manusia, seperti pengurangan penggunaan kendaraan pribadi dan beralih ke transportasi umum.

Penulis: Petit Wiringgalih (University of Manchester)

Comments