/

April 11, 2012

Kok bisa sih dapat beasiswa?

Nadia Yusticka Bintoro, Beasiswa Chevening, Newcastle

Bagi para pemburu beasiswa, mungkin kasus saya adalah sedikit aneh. Lulusan S1 luar negri, bukan beasiswa, bekerja di perusahaan migas, punya asing pula, bukan jurnalis, bukan PNS; tapi kok bisa dapat beasiswa? Itu pertanyaan yang saya sering dapatkan?

Kok bisa?

Dilihat dari sisi mana pun, jawabannya cuma satu: It’s miracle baby!

Kalau misalnya boleh, saya ingin berbagi sedikit tips mendapatkan beasiswa disini. Yah, sekedar berbagi pengetahuan. Tips nya mungkin bisa berguna walau saya baru 2 kali dapat beasiswa penting (1 kali yang besar), tidak seperti A. Fuadi yang langganan dapat beasiswa.

Tips nya tidak akan teknis sekali, karena saya yakin sudah banyak sure fire technical advices to get scholarship out there.

Ini tips santai ala Nadia. Mau tahu? Simak ya?

    1. Know what you want!
      Merujuk pada hukum Nadia no. 1, ‘If you don’t know where you’re going, you’ll never get there!’Tahu tentang Law of attraction? Saya ada pemercaya sejati hukum tersebut. Walau banyak orang mengkategorikannya sebagai New Age believe, sebenarnya prinsipnya telah tertuang di kitab suci agama manapun. Intinya adalah, anda harus tau apa yang anda mau untuk mendapatkan hal tersebut. Analogi nya seperti saya baca disuatu buku adalah seperti saat kita menaiki taksi. Kita masuk ke dalam taksi dan minta diantarkan oleh si supir. Kemana? kata bapak supir, dan kita menggeleng tidak tahu. Yang ada juga bapak supir bingung dan menurunkan anda di jalan. Kalau anda sendiri tidak tahu apa tujuan anda bersekolah, mencari beasiwa, kuliah di luar negri, Tuhan juga bingung mau mengabulkan apa.Saya mendaftar beasiswa 3 kali, 2 kali untuk ADS, sekali untuk Chevening. Di dua formulir pendaftaran untuk AUSAID dulu, terus terang sekarang saya menyadari bahwa saya menulisnya secara membabi buta. Mulai dari jurusan yang dipilih; Sustainable Development tahun pertama, dan Environmental protection di tahun kedua. What? Bahkan sekarang saya tergelak geli kalau mengingat hal itu. Ingat, anda bisa saja interested in so many things/so many subjects. Tapi apa anda punya kemampuan dan track record di bidang itu. Di tahun ketiga, saya stop mendaftar ADS. Saya ber-backpacking solo ke Thailand untuk bertapa. Untuk merenungi, sebenarnya apa sih yang ingin saya pelajari? Dan kenapa? Akhirnya saya mendapatkan pencerahan, saya suka menulis, saya rasa saya berbakat dalam menulis (ehm?), dan kalau misalnya bakat itu benar ada, saya ingin menggunakannya untuk manfaat orang banyak. Dari hasil formulasi a+b+c itu akhirnya saya mantap ingin kuliah di bidang jurnalisme, saya daftar Chevening, dan Alhamdulillah dapat after I get my mind straight!

 

    1. Tips berikutnya masih dari Law of Attraction, yang intinya adalah visualise what you want, cause what you thought creates reality. Bagi para skeptis, hukum ini mungkin agak tidak masuk akal. Jadi kalau mau emas satu kilo tinggal ngebayanginnya aja gitu? Ya ngga juga..hasil adaptasi Law of Attraction  ala Nadia adalah aplikasikan visualisasi dalam doa. Jadi kalau berdoa sekalian di bayangkan, lalu diamini. Saya juga sering memaparkan ‘proposal permohonan beasiswa’ kepada Tuhan ketika berdoa, karena seyakin saya bukan pihak FCO atau British Council yang memberikan beasiswa, tapi rejeki Tuhan.

 

    1. Groom your attitude and good personality. Ayo mulai tanam karma baik by doing good deeds. Karma-karma ini mungkin nanti bisa dinego ke Tuhan untuk ditukar beasiswa.
      Kalau masalah attitude itu penting banget! Ga ada gunanya pintar setinggi langit kalau attitude nya jelek. Bocoran ya, waktu interview Chevening di Makassar lalu, saya banyak ngobrol santai tentang agenda jalan-jalan saya di Makassar sambil berhaha-hihi daripada ngobrol yang ‘serius-serius’ semisal kondisi politik Indonesia. Like they said, smiles will get you far away!

 

    1. Luruskan niat, karena semua niat baik itu biasanya dilapangkan urusannya, ayo coba di’ganti’ niat cari beasiswa nya dari yang pengen jalan-jalan ke luar negri gratis jadi tujuan yang lebih baik? Misal, mencerdaskan anak bangsa gitu? Bonusnya ganda, bisa tetap jalan-jalan dan dapat pahala.

 

  1. Apabila memungkinkan, jadilah makhluk berjenis kelamin wanita dan lahir di daerah timur Indonesia. Lalu berterima kasihlah pada pemerintah orde baru yang memusatkan semua pembangunan di pulau Jawa, sehingga kita-kita yang lahir di daerah timur ini dianggap potensial untuk dikembangkan 🙂

Tips-tips nya sangat tidak ortodok. It worked  for me, maybe it’ll work for you.

Good luck!

[spoiler title=”(klik) Profil: Nadia Yusticka Bintoro ” open=”0″ style=”1″]
Nadia Yusticka Bintoro
Master, International Multimedia Journalism, University of Newcastle-upon-Tyne
1. Penerima beasiswa Chevening 2010-2011 Pemerintah Inggris
2. Travel Writer untuk koran berbahasa inggris The Jakarta Globe
3. Klik Contoh artikel tulisan Nadia:
Love her writings or hate her guts, drop her an email at: nadia.bintoro@gmail.com
[/spoiler]

From the same category