Oleh. Hanif Azhar

HanifKabar gembira untuk kita semua! LPDP, sudah buka portalnya!!

Studi lanjut bukan sekedar asa! Cetak SDM untuk Indonesia!!!

Yeay! Akhirnya beasiswa LPDP resmi dibuka lagi! Sebuah kesempatan emas bagi para pemburu beasiswa untuk melanjutkan studi. Kabar buruknya, proses seleksi LPDP 2017 bakal jadi super ketat. Bahkan Pak Eko Prasetyo, Dirut LPDP, memperkirakan pendaftar LPDP tahun ini akan mencapai lima kali lipat dari tahun sebelumnya (Detik Finance). Hal ini dipicu oleh pamor LPDP yang semakin semakin prestis dan kesempatan pendaftaran hanya dibuka dua kali dalam setahun, masing-masing sekali untuk pelamar dalam negeri dan luar negeri (sebelumnya empat kali dalam setahun). Tahun ini LPDP berencana memberikan 5000 beasiswa dengan pendaftar lebih dari 300.000 orang (FYI, pendaftar tahun 2016 sudah mencapai 60.000 orang). Kuota keluar negeri juga dibatasi sekitar 40%. Jadi, peluang yang ingin melanjutkan studi abroad adalah 0.006. Semakin tertantang kan? Oleh sebab itu, bagi kalian yang akan mendaftar beasiswa sejuta umat ini, hendaknya mempersiapkan diri dengan matang. Bagi saya, ada beberapa point utama yang perlu diperhatikan selama proses pendaftaran!

1.Kalibrasi Niat

Niat merupakan sepertiga dari usaha, begitu kata pepatah. Bagi teman-teman yang ingin mendaftar beasiswa LPDP, coba refleksi dulu; cek niat kita, berdialoglah dalam hening, jujurlah pada hati sanubari. Sudah luruskah niat kita? Jangan sampai kita mendaftar LPDP hanya supaya terlihat keren, apalagi korban gaya hudup ala lagu parodinya Awkarin Feat. Young Lex, Kuliah pun gue tetap OK! Lulusan cumlaude dari ITB! Lanjut ambil MBA di UK! Pakai beasiswa LPDP! (Istighfar berjamaah).

Please! Beasiswa ini dari uang rakyat! bukan sebagai pemuas nafsu gaya hidup pemuda kekinian sesaat. Coba kita cek kembali visi besar LPDP, Menjadi lembaga pengelola dana terbaik di tingkat regional untuk mempersiapkan pemimpin masa depan serta mendorong inovasi bagi Indonesia yang sejahtera, demokratis, dan berkeadilan. berat kan? Menyiapkan pemimpin Indonesia masa depan bro! Sudah siapkah kita mengabdi buat ibu pertiwi? Melanjutkan studi tidak hanya sekedar hura-hura, selfie pamer petualangan ke berbagai negeri. Ini merupakan tugas mulia belajar, menggali ilmu sebanyak mungkin untuk diaplikasikan di Indonesia di masa depan. Sebagaimana pesan Ibu Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan RI dalam acara Welcoming Alumni LPDP 2017, “…it’s time for you membayar kembali, tidak dalam bentuk rupiah, tapi mengembangkan diri, mengambil level pendidikan di atas rata-rata dan universitas terbaik di dunia adalah suatu kenikmatan langka”.

2. IQRO’! Bacalah!

Tahap pertama sebelum kita mendaftar, mohon, bacalah! Semua informasi dasar terkait pendaftaran LPDP sudah lengkap di website resminya. Mulai dari persyaratan, alur proses seleksi, sampai daftar kampus tujuan, sudah dijadikan buku panduan digital yang siap untuk diunduh dan dibaca kapan saja.

Budaya literasi kita memang belum tinggi. Kebanyakan orang lebih suka langsung bertanya tanpa berusaha mencari informasi dulu. Bahkan, tidak sedikit yang masih bertanya, “Kak, persyaratan LPDP itu apa saja?” “Kak, cara daftar LPDP itu bagaimana?” “Kak, TOEFL saya belum sampai persyaratan, bias tetap daftar tidak?” dan pertanyaan-pertanyaan konyol lain yang notabenenya sudah tersedia lengkap di situs resmi LPDP! Kalau tidak percaya, silahkan cek komentar-komentar konyol di fanpage facebook LPDP.

Harapannya, kita semua proaktif berusaha mencari informasi dasar beasiswa LPDP. Apabila ada hal lain yang belum jelas, para awardee sampai customer service LPDP sangan siap untuk menjawab semua pertanyaan kok. Banyak juga tulisan-tulisan di blog dan berbagai social media tentang pengalaman mengejar beasiswa ini. Jadi tenang saja, kita tidak akan pernah kekurangan sumber informasi selama kita mau berusaha. Selain itu, kita juga harus proaktif membuat observasi pribadi terkait persyaratan-persyaratannya, misal Letter of Acceptance dari universitas tujuan. Silahkan kepoin website resminya; cari persyaratan pendaftaran programnya, temukan timeline yang dibutuhkan selama studi, berapa lama durasi perkuliahan, berapa skor TOEFL iBT atau IELTS yang dibutuhkan, apakah diperlukan GRE/GMAT, bagaimana kondisi geografi dan social budaya tempatnya, dan lain sebagainya. Setelah membuat daftar tersebut, silahkan membuat tabel lain untuk kampus alternatif kalian. Cermati programnya, bandingkan kualitasnya, lihat peringkatnya, dan silahkan diprioritaskan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan kita.

Mengapa saya menekankan untuk proaktif dalam mencari informasi? Silahkan teman-teman bayangkan, untuk melanjutkan studi pasca sarjana baik di tingkat master maupun doctor itu kita dituntut untuk proaktif dan berfikir super kritis. Sekedar berbagi cerita pengalaman kuliah master di Britania Raya saja, setiap minggu kita dituntut untuk membaca minimal tiga jurnal internasional setiap pertemuan. Apabila dalam seminggu kita lima mata kuliah, berarti kita harus membaca 12 jurnal dan beberapa chapter buku bacaan. Oia, kita tidak hanya dituntut untuk membaca dan memahami saja, namun juga mengkritisinya. Belum lagi tugas-tugas essai lainnya. Masih ogah-ogahan untuk membaca? Yuk mulai dari sekarang kita pupuk budaya literasinya.

3. Atur Strategi

Kata Om Alexander Graham bell “Before anything else, preparation is the key of success”. Persiapan adalah segalanya. Tidak ada istilah keberuntungan. Karena sejatinya, keburuntungan adalah kerja keras (persiapan) yang bertemu kesempatan. Oleh sebab itu, Ketika niat kita sudah lurus, informasi yang dikumpulkan cukup mumpuni, yuk segera AKSI dan MENGATUR STRATEGI!

Sekedar cerita, awal tahun baru 2016, saya bersilaturahmi ke rumah sahabat saya awardee LPDP yang sedang libur musim dingin dari Belanda. Dia memaparkan pengalamannya mengejar cita untuk studi di Belanda yang penuh dengan keringat dan air mata. Selama dua tahun, sudah tak terhitung tetes air mata yang keluar, mempersiapkan Bahasa Inggris sampai tes IELTS berkali-kali, dan masih gagal. Belum lagi perjuangan untuk memenuhi persyaratan LPDP lainnya. “Pejuang sejati tak kan pernah menyerah” begitulah mottonya. Itulah yang membakar semangat saya untuk segera mematangkan strategi LPDP untuk melanjutkan studi ke UK September 2016. Supaya lebih jelas, berikut saya contohkan timeline saya.

Rencana di atas adalah proposal saya kepada Tuhan untuk tahun 2016. Alhamdulillah, hasil tak pernah mengkhianati usaha. Doa dan usaha saya diijabah oleh Allah. Walaupun, saya juga sudah menyiapkan beberapa alternative pilihan rencana seandainya, kemungkinan terburuk, saya gagal. Begitupun teman-teman, silahkan membuat timeline dan alternative sesuai kebutuhan. Apabila gagal, silahkan coba lagi, karena LPDP memberi dua kali jatah gagal tahap tes substansial. Kalaupun tetap gagal, itu bukan akhir dunia kok, jadi jangan sampai gelap mata sampai menghalalkan segala cara, memalsukan sertifikat Bahasa asing misalnya. Kita harus ingat bahwa LPDP itu dikelola oleh para professional di bidangnya. Jangan sampai kita menyesal dimasukkan daftar hitam karena kecurangan sesaat. Pernah membaca artikel-artikel tentang perjuangan para pengejar beasiswa kan? Ada yang 7 kali gagall tes IELTS, 10 kali ditolak beasiswa, dan berbagai macam drama lainnya. itu kisah nyata, sebagai pemicu semangat kita. Amin!

4. Konsep 3A: Appearance, Achievement, Attitude

“I’m intrigued by the way in which physical appearance can often direct a person’s life; things happen differently for a beautiful woman than for a plain one.” — Penelope Lively

Appearance: Kata pepatah sih kita tidak boleh menghakimi sebuah buku dari sampulnya. Namun, menjaga penampilan itu tetaplah sesuatu yang penting. Dalam proses seleksi LPDP misalnya. Coba bayangkan kita sebagai interviewer menghadapi pendaftar dengan pakaian yang tidak rapi, rambut acak-acakan, celana jins robek-eobek, dan bau apek keringat. Bagaimana asumsi kita? Okay poinnya adalah konsep adil dalam berpenampilan, kemampuan menjaga penampilan menyesuaikan situasi. Mengetahui waktunya dress up maupun dress down. FYI, Smart appearance bukan berarti harus memakai semua barang branded seperti mall berjalan lho ya!

Achievement: Untuk mendaftar LPDP, kita harus punya achievement, baik yang sudah dicapai, yang sedang dilakukan, dan yang mau dicapai di masa depan. Itu semua akan terbaca dalam essay kita dan akan direkonfirmasi oleh interviewer. “Kak, tapi saya ga punya penghargaan? lomba lari kelereng aja ga pernah menang, apalagi lomba kejar gebetan?” Satu hal yang perlu teman-teman ketahui, tidak selamanya pencapaian itu berupa piagam penghargaan atau piala emas bersilauan. Achievement dapat berwujud aksi nyata. Bagi pelaku organisasi dan komunitas kepemudaan, optimalkan prestasi dengan membuat perubahan nyata. Bagi peneliti, buatlah riset yang bermanfaat dan aplikatif! Bagi pecinta kegiatan kerelawananan, silahkan optimalkan aksi sosialmu! Tidak hanya berlaga seperti pahlawan di social media doang. Intinya, definisi achievement setiap orang berbeda. Manfaatkan passionmu disana!

Attitude: Kecerdasan dalam bersikap dan menunjukkan moral yang baik merupakan kuncinya. Sepintar apapun kita kalau attitude NOL, maka bukanlah apa-apa. LPDP akan berinvestasi kepada pemimpin Indonesia masa depan yang punya attitude baik. Karena tidak semua orang dengan tingkat pendidikan tinggi berbanding lurus dengan tingkat moral. Sebagaimana kata pepatah, “two things define you: Your patience when you have nothing, and your attitude when you have everything”.

5. Ikhlas & Doa

Bab ikhlas merupakan bagian paling sulit. Setelah kita melaksanakan semua poin di atas, hal terakhir adalah ikhlas, menerima apapun hasilnya. Ikhas memang mudah diucapkan, namun sangat sulit diaplikasikan. Tidak sedikit kisah depresi dan kecewa yang mendalam karena kegagalan dalam mengejar beasiswa. Usaha terakhir yang dapat kita lakukan tinggal doa. Orang tua, bapak ibu guru, dosen, pemuka agama, minta maaflah atas kesalahan baik sengaja maupun tidak, dan mintalah mereka ikut mendoakan hasil terbaik untuk kita. Karena kita tidak tahu, dari mulut siapa doa kita dikabulkanl! Perbanyak amal jariyah, shodaqoh, dan berbagi kepada orang yang membutuhkan. Dekatkan diri pada Sang Pencipta. Pendekatan yang terakhir memang lebih ke arah spiritual dan emosional.

Jaga semangat untuk teman-teman yang sedang berjuang mengejar mimpi. Apabila butuh diskusi dan feedback, silahkan mengirimkan pesan ke hanifazhar@live.com. Semoga tulisannya bermanfaat. Jabat erat dari Glasgow, UK

Timeline Hanif

**) penulis merupakan mahasiswa S2 jurusan Creative Industry & Cultural Policy di University of Glasgow